Masjid Jami Malang, Rumah Allah Terbesar Sejak Jaman Belanda
Wisata Religi Masjid Agung Malang
Menjadi salah satu destinasi wisata yang
patut diperhitungkan di Jawa Timur, ternyata Malang tidak hanya memiliki
tempat-tempat wisata yang megah dan penuh dengan euphoria wisatawannya. Sejauh
90 kilometer ke arah selatan dari ibu kota provinsi jawa timur, Surabaya.
Malang juga memiliki destinasi wisata yang kaya akan nilai religi. Dimulai
berkembangnya islam di malang bagian utara pada masa kerajaan singosari,
peradaban islam mulai mengakar dan terus berkembang sampai zaman penjajahan
belanda. Salah satu tempat wisata religi yang ramai dikunjungi wisatawan adalah
masjid agung malang. Dibawah ini akan diulas mengenai masjid terbesar di
malang ini.
foto masjid agung malang |
Sejarah Masjid Jami Malang
Masjid
agung Malang lebih dikenal oleh masyarakatnya dengan sebutan Masjid Jami’ Malang.
Masjid yang berada disebalah timur dengan alun-alun kota, masjid berdampingan dengan Gereja Kristen Protestan, dan bersebelahan dengan pemukiman warga, berada di Jalan Merdeka
Barat Nomor 03, Malang. Berdiri dari 1890 Masehi, masjid ini mengalami
pembangunan dalam dua tahap. Kabar yang beredar dari warga malang, pendiri
masjid agung malang adalah seorang bupati yang berkuasa sekitar tahun 1874-1890 an. Pada
pembangunan tahap pertama, luas masjid tak seluas dengan kondisi saat ini.
mulai di tahun 1903, tepatnya tanggal 15 maret bangunan masjid diperluas,
melihat banyaknya jamaah yang berdatangan. Masjid Jami’ dibangun dengan
kerangka bujur sangkar, struktur baja dan atap tajug dua tumpang selesai pada 13
september 1903 pada masa kepemimpinan raden Tumengung Suryohadiningrat.
Arsitektur
masjid jami malang dipengaruhi oleh model timur tengah dan india. Terlihat
dari corak warna pada tahap pembangung tahap kedua yang cenderung ke emas atau
kuning gading. untuk menyesuaikan dengan nuasa jawa, maka arsitektur jawa
berpadu arsitektur arab dipertahankan sampai tampilan saat ini. atap masjid
dengan bentuk tajub dan pintu yang diukir dan
terbuat dari kayu jati berwarna coklat merupakan simbol dari cirri khas
bangunan jawa, sedangkan tampilan arsitektur arab terlihat pada menara masjid
yang menjulang tinggi dengan lengkung pada pintu dan jendela.
Wisata
religi lengkap rasa bila anda menyambangi masjid ini, untuk menghormati leluhur
Kota Malang dan yang telah berjasa akan keberadaan masjid ini, wisatawan juga
dapat berziarah ke makam kerabat bupati. Sebelum dipindahkan di Makam Bupati di
daerah Gribig, didalam masjid terdapat makam yang dipercayai adalah makan Kyai
Tumenggung Mertonegoro yang berganti nama menjadi Kyai Tumenggung Nitinegoro,
beliau dipercaya adalah bupati pertama, sekitar tahun 1740.
Kini,
setelah makam dipindahkan. Selain bersembahyang, tujuan wisatawan berkunjung ke
Masjid Jami’ adalah berfokus pada megahnya arsitektur masjid yang tidak berubah
sejak masa pembangunan puluhan tahun silam hingga sekarang. Meskipun terdapat
penambahan fasilitas, seperti diperluasnya kamar mandi dan tempat wudhu
disebelah selatan masjid, ruang pertemuan dan ruang administrasi, tetapi aksen
jawa yang telah ada sejak lama tetap dipertahankan. Hal ini terlihat dari masih
adanya dua puluh tiang yang dibangun untuk menginterpretasikan 20 sifat wajib
Allah SWT. Sedangkan empat buah tiang besar di depan adalah simbol sifat Nabi
Muhammad SAW. Nilai jawa juga terlihat diukiran pada pintu kayu, dan ornament
lainnya.
Ramainya
masjid jami’ juga terlihat ketika bulan ramadhan tiba serta hari-hari kebesaran
umat islam. Masjid jami’ ini juga merupakan masjid tertua di Jawa Timur,
bebarengan dengan dua masjid lainnya yang dibangun sekitar tahun yang sama
yaitu Masjid Ampel Surabaya dan Masjid Jami’ Pasuruan. Bagi rombongan wisatawan
yang ingin berwisata sekaligus mendapatkan ilmu, Masjid Jami’ memiliki jadwal
rutin pengajian di hari minggu. Tepatnya pada kuliah subuh yang diisi oleh KH.
Drs. A. Madjid Ridwan, dan pengajian yang digelar bagda magrib oleh KH. DR. Dahlan
Tamrin, M.Ag di minggu pertama dan ketiga, serta dr.H.Subandi, M.Kes di minggu
ke dua dan ke empat. Selain itu terdapat pula pengajian ruti harian yang
diselenggarakan mulai dari hari senin sampai sabtu, di kuliah subuh dan bagda
magrib.
Hotel Dekat Masjid Agung Malang
Berada
di dekat alun-alun kota Malang, tidaklah sulit untuk mencari penginapan hotel
maupun homestay bagi wisatawan luar malang. Mulai dari harga Rp 150.000, hanya
berjarak 400 meter dari masjid, anda dapat bermalam di Hotel Santosa yang
berada di Jalan haji Agus Salim Nomor 24, Malang. Harga medium dengan kualitas
yang nyaman juga terdapat di Splendid Inn, Rp 240.000 per malam anda
mendapatakan penginapan yang tidak murahan. Letaknya berada di Jalan Mojopahit,
Malang. 600 meter dari Masjid Jami’. Ingin penginapan yang mewah tetepi tetap
harga bersahabat, Hotel Tugu Malang dapat menjadi alternatif anda, dengan harga
mulai dari Rp 1.000.000, sudah termasuk breakfast, air panas, dan fasilitas
lainnya. Hotel ini terdapat di jalan tuhu nomor 3, 700 meter dari masjid
Agung malang ini.
Berkunjung
ke Masjid Jami’ tak lengkap rasanya bila tidak menyambangi alun-alun Malang
barang sekejap. Cuaca malang yang tidak terlalu panas, dapat anda nikmati
terlebih di sore hari, dengan duduk bersantai di bangku yang tersedia di
alun-alun kota. Selain itu juga terdapat arena bermain anak, area olahraga
skateboard yang biasanya dijadikan basecamp pecinta skateboard oleh remaja kota
Malang. Alun-alun malang juga difasilitasi bagi ibu menyusui, disini terdapat
ruang khusus ibu dan bayi, sehingga mempermudah pengunjung untuk menyusui.
Jangan lupa untuk mencicipi kuliner di gazebo alun-alun, dengan deretan
pedagang yang tentunya menjual makanan khas Malang dengan harga bersahabat, dan
rasa yang boleh diadu.
Demikian
ulasan mengenai Masjid Agung Malang atau
yang lebih sering disebut Masjid Jami’. Tak ada salahnya mengunjungi masjid
sebagai pilihan destinasi wisata, selain untuk beribadah juga menambah
pengalaman. Selamat berlibur.
Posting Komentar untuk "Masjid Jami Malang, Rumah Allah Terbesar Sejak Jaman Belanda"